Kelompok Bambu Indah Sendari

Tahun 1975, di desa Sendari, Tirtoadi, bambu hanya dianggap sebagai tanaman pengganggu. Para sesepuh desa bercerita bahwa bambu saat itu tidak ada yang membutuhkan, hanya dijadikan pagar rumah, bahkan sering kali mengganggu tanaman lain.

Namun takdir berkata lain. Seseorang mencoba membuat bambu menjadi lincak(amben tradisional). Ternyata, orang-orang di pasar sangat menyukainya dan mulai banyak memesan. Dari situlah bermula transformasi - beralih ke kursi teras yang laku 200% dari ekspektasi!

Kini, setelah hampir 50 tahun berkembang, Kelompok Bambu Indah Sendari telah menjadi pusat kerajinan bambu yang mendunia, dengan 8 kios aktif yang tetap mempertahankan kearifan lokal sambil terus berinovasi. Bambu yang kini digunakan berasal dari Cangkringan, Pakem, dan Turi, kemudian diolah dengan cinta di Sendari.